Senin, 20 Oktober 2014

Pertanian Tradisional, di Asia Tenggara Tersingkir oleh Bisnis Besar

Bisnis-bisnis pertanian besar; seperti perkebunan kelapa sawit banyak mengambil alih lahan-lahan pertanian tradisional di Indonesia, Malaysia dan Thailand.


   Dr. Kathleen Gillogly, antropolog AS di Universitas Wisconsin, mengamati fenomena hilangnya lahan-lahan pertanian tradisional karena diambil alih oleh bisnis pertanian besar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
   Banyak petani di daerah-daerah pedesaan di negara-negara Asia Tenggara bergantung pada penjualan produk pertanian yang mereka hasilkan untuk menafkahi keluarga. Tetapi, lahan-lahan pertanian tradisional ini kini banyak diambil alih oleh bisnis-bisnis pertanian yang besar; sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Dr. Kathleen Gillogly, antropolog Amerika di Universitas Wisconsin di Kenosha, Wisconsin, memaparkan fenomena petani dan pertanian di Asia Tenggara.
Di banyak wilayah Asia Tenggara yang miskin, lahan yang tandus, terbatasnya suplai bibit dan berbagai faktor lain, menjadi kendala bagi pertanian yang sukses. Sebagai konsekuensinya, menjadi sebab kemiskinan di negara-negara sedang berkembang.
Kemajuan teknologi pertanian dapat memperbaiki kondisi lahan, mempermudah proses cocok-tanam dan mendongkrak hasil panen, tetapi, ternyata, teknologi tidak selalu membawa keberuntungan langsung bagi para petani, seperti dikemukakan antropolog Kathleen Gillogly.
“Perkembangan pertanian dapat meningkatkan hasil, tetapi kadang-kadang mengorbankan apa yang disebut keseimbangan hidup. Para petani miskin kebanyakan hanya berusaha menafkahi keluarga mereka dan menabung sedikit. Mereka tidak mampu menggunakan teknologi baru, dan orang-orang inilah yang biasanya kehilangan lahan, kemudian pindah ke kota dan menjadi buruh,” papar Kathleen.
Di sebagian wilayah, problem infrastruktur jalanan merintangi kemampuan petani untuk menjual panen mereka, padahal transportasi adalah komponen kunci bagi pengembangan pertanian. Sehingga, meski hasil panen berlimpah, petani tak dapat menjual hasil panen dan memetik keuntungan. Namun, ternyata, ada lagi masalah lain, ungkap Kathleen Gillogly.
“Apa yang lazim terjadi di kawasan Asia Tenggara, sementara meluasnya komersialisasi pertanian, adalah seringnya tindakan pengambil-alihan tanah, sehingga banyak orang kehilangan tanah mereka karena diambil bisnis-bisnis pertanian. Ini menimbulkan masalah.

   Ditanyakan, apakah para pekerja relawan dari organisasi-organisasi lokal maupun internasional, seperti CARE International, Oxfam International, dan Peace Corps, dapat membantu meningkatkan mutu kehidupan para petani miskin di negara-negara sedang berkembang ini?

   Dr. Gillogly yang pernah mengabdi di Thailand selama tiga tahun ini, mengisahkan pengalamannya.
"Apa yang diinginkan warga setempat adalah merasakan bahwa para pendatang atau peneliti menjadi anggota masyarakat. Jadi, kalau saya dapat memberi pertolongan kepada anak-anak mereka, seperti mengantar dan menjemput anak-anak itu dari sekolah di kota, saya lakukan. Kebanyakan, anak-anak itu belajar membaca dan menulis bahasa Thailand, dan karena saya bisa berbahasa Thailand, saya dapat banyak menolong mereka.”

   Lebih jauh, Gillogly bercerita tentang bagaimana dia hidup di tengah-tengah masyarakat etnis Lisu di Thailand utara: “Jika mereka pergi menuai padi, saya menolong mereka menuai, dan kami bercakap-cakap. Jika ada upacara, saya turut serta, seperti pergi ke pesta kawin, membantu apa yang mereka minta saya lakukan, pergi ke rapat kampung, dan sebagainya. Pokoknya, berusaha menempatkan diri, ngobrol dengan warga setempat, sambil melakukan berbagai hal. Saya juga berusaha membantu memberi informasi yang mereka butuhkan; apa saja yang mereka perlukan dan yang dapat saya lakukan."

Antropolog Kathleen Gillogly yang fokus penelitiannya adalah perkembangan pertanian di Asia Tenggara, khususnya di Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam ini, pernah pula mengabdi selama empat tahun di Kepulauan Solomon, Samudera Pasifik, sebagai relawan Peace Corps. Katanya, dewasa ini, dunia seakan sebuah desa global, pengertian antar bangsa dan budaya mesti dijalin dan digalakkan lebih erat. Kebudayaan sesuatu bangsa mungkin terlihat aneh bagi bangsa lain, terutama saat pertama kali bersentuhan, tetapi, tandas Gillogly, bila kita saling mendengarkan, kita akan dapat saling memahami.

   Dua tahun lalu, Gillogly, bersama koleganya Dr. Kathleen M. Adams, antropolog dari Universitas Loyola, Chicago, menyunting sebuah antologi esei yang menjadi “bestseller” berjudul: “Everyday Life in Southeast Asia,” diterbitkan oleh Indiana University Press. Buku ini menjadi acuan bermanfaat, baik bagi kalangan akademisi maupun pembaca umum di Asia Tenggara, dan juga terbit dalam versi elektronik atau ‘ebook.’ Selain itu, dapat pula dipinjam melalui program Project Muse, bagi mahasiswa dan dosen, yang perguruan tinggi mereka memiliki akses kepada Project Muse.


 





Sumber : http://m.voaindonesia.com/a/pertanian-tradisional-tersingkir-oleh-bisnis-besar/1764595.html
               http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-negara-maju-dan-berkembang.html
               http://ms.wikipedia.org/wiki/Pertanian_di_Thailand
               http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/contoh-negara-maju-dan-negara-berkembang.html
               http://www.academia.edu/7125737/DEFINISI_NEGARA_MAJU_DAN_BERKEMBANG





                                                      Negara Maju Dan Berkembang
 
   Persebaran Negara Maju dan Berkembang tidaklah hanya berpusat pada satu bagian dunia saja,namun tersebar di banyak benua.Pembagian Negara Maju dan Berkembang ini dikelompokkan berdasarkan Ciri-Ciri Negara Maju dan Ciri-Ciri Negara Berkembang itu sendiri. Nah Sampai saat ini,konsentrasi negara maju adalah benua Eropa, Amerika Utara,Australia, Selandia Baru, dan Asia Timur, Di kawasan Asia Barat, ada banyak negara pengekspor minyak yang dikelompokkan secara khusus (Pengelompokkan Negara Maju dan Negara Berkembang). Persebaran negara-negara berkembang pada umumnya berada di kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan  dan beberapa kepulauan di Pasifik.
  Persebaran Negara Maju dan Berkembang ada peta juga dapat dibaca melalui persebaran lahan-lahan tertentu pada peta. Misalnya, karena Ciri-Ciri Negara Berkembang yang masih  bertumpu pada lahan pertanian, maka persebaran lahan pertanian yang luas dan padat pada peta dapat digunakkan untuk mengetahui letak negara-negara berkembang.
   Contoh lainnya adalah Ciri-Ciri Negara Maju yang bertindak dalam bidang industri,sehingga kawasan industri peta dunia juga dapat digunakan untuk menentukan letak dan pemetaan negara-negara maju, mengingat negara maju umumnya merupakan negara yang perekonomiannya bertumpu pada sektor industri.

   Beberapa kenampakan alam maupun buatan lainnya pada peta juga dapat digunakan untuk menentukan kekayaan dan potensi yang dapat diolah oleh suatu negara. Karena itu, peta tematik dapat digunakan untuk menentukan persebaran posisi negara-negara berkembang dan negara-negara maju.
   Dalam Khazanah wacana warga negara internasional, ada beberapa macam Pembagian Negara Maju dan Berkembang.Pembagian Umumnya dilakukan oleh organisasi-organisasi dan lembaga – lembaga internasional yang berkepentingan dengan pembagian pembagian negara-negara berdasarkan kriteria tertentu.Walu begitu, tidak ada ketentuan baku yang mengatur Pembagian Negara Maju dan Berkembang.
 











Thailand pertanian yang sangat berdaya saing, pelbagai dan khusus dan eksport adalah sangat berjaya di peringkat antarabangsa. Padi adalah tanaman paling penting di negara ini; Thailand adalah pengeksport utama dalam pasaran beras dunia. Lain-lain komoditi pertanian yang dihasilkan dalam jumlah yang ketara termasuk ikan dan produk perikanan, ubi, getah, bijian, dan gula. Eksport perindustrian makanan diproses seperti dalam tin tuna, nanas, dan beku udang semakin meningkat.
Pertanian di Thailand boleh dikesan melalui sejarah, aspek-aspek saintifik, dan sosial yang menghasilkan pendekatan unik moden Thailand pertanian. Berikutan Revolusi Neolitik, masyarakat di kawasan yang berkembang daripada memburu dan mengumpul, melalui fasa "agro-kota-kota", dan ke dalam agama negeri empayar. Imigresen Thailand menghasilkan satu pendekatan yang berbeza untuk pertanian lestari berbanding dengan yang lain amalan pertanian di dunia.
Dari kira-kira 1000, Thailand basah pulut budaya ditentukan pentadbiran struktur dalam masyarakat pragmatik yang kerap menghasilkan lebihan yang boleh dijual. Berterusan hari ini, sistem ini menyatukan kepentingan pertanian beras keselamatan negara ekonomi dan kesejahteraan. Pengaruh Cina dan Eropa kemudian mendapat manfaat agribisnis dan memulakan permintaan yang akan memperluaskan pertanian melalui peningkatan penduduk sehingga tanah diakses telah dibelanjakan.
Perkembangan terkini dalam bidang pertanian telah bermakna bahawa sejak tahun 1960-an, pengangguran telah jatuh dari lebih 60% di bawah 10% pada awal 2000.Dalam tempoh yang sama: harga makanan separuh, kelaparan menurun (dari 2.55 juta isi rumah pada tahun 1988 kepada 418,000 pada tahun 2007) dan kanak-kanak kekurangan zat makanan telah banyak dikurangkan (daripada 17% pada tahun 1987 kepada 7% pada tahun 2006).Ini telah dicapai (a) melalui campuran peranan negeri yang kukuh dan positif dalam memastikan pelaburan dalam infrastruktur , pendidikan dan akses kepada kredit dan (b) berjaya inisiatif swasta di perniagaantanisektor.Ini telah disokong peralihan Thailand kepada ekonomi perindustrian.
 Pertanian Dalam Peralihan
    Pertanian dapat berkembang semasa tahun 1960-an dan 1970-an kerana ia mempunyai akses kepada tanah baru dan buruh yang menganggur. Antara tahun 1962 dan 1983, sektor pertanian berkembang sebanyak 4.1% pada tahun purata dan pada tahun 1980, ia bekerja lebih daripada 70% daripada penduduk bekerja. Namun, negeri melihat perkembangan dalam sektor pertanian seperti yang diperlukan untuk perindustrian dan eksport adalah dicukai dalam usaha untuk mengekalkan harga dalam negeri yang rendah dan meningkatkan hasil negeri bagi pelaburan di kawasan-kawasan lain dalam ekonomi.  Sebagai sektor-sektor lain yang dibangunkan,buruh yang pergi dalam mencari kerja dalam sektor-sektor lain ekonomi dan pertanian telah dipaksa untuk menjadi kurang buruh yang lebih intensif dan perindustrian. Difasilitasi oleh undang-undang negeri yang memaksa bank-bank untuk menyediakan kredit yang murah kepada sektor pertanian dan dengan menyediakan kredit sendiri melalui Bank Pertanian dan Koperasi Pertanian (BAAC). Negeri terus melabur dalam pendidikan, pengairan dan jalan luar bandar.  Hasilnya ialah pertanian yang terus berkembang pada kadar 2.2% antara 1983 dan 2007, tetapi juga pertanian yang kini hanya memberikan separuh pekerjaan luar bandar sebagai petani mengambil kesempatanpelaburan untuk mempelbagaikan.
Memuatkan beras di Ban Sam Ruen

Sebagai pertanian menurun dalam kepentingan kewangan yang relatif dari segi pendapatan dengan perindustrian yang semakin meningkat dan pengamerikaan Thailand dari tahun 1960-an, tetapi ia terus menyediakan manfaat pekerjaan dan sara diri, luar bandar sosialsokongan, dan jagaan budaya. Teknikal dan ekonomi globalisasi kuasa-kuasa terus untuk mengubah pertanian kepada industri makanan dan dengan itu terdedah petani pekebun kecil ke tahap nilai-nilai alam sekitar dan manusia tradisional telah menurun dengan ketara dalam semua tetapi kawasan - kawasan miskin.
    Perniagaantani, kedua-dua persendirian dan milik kerajaan, yang berkembang dari tahun-tahun 1960-an dan sara hidup petani sebahagiannya dilihat sebagai relik lampau dari mana perniagaantani boleh memodenkan. Walau bagaimanapun, sistem pengeluaran bersepadu intensif pertanian sara hidup terus menawarkan kecekapan yang tidak kewangan, termasuk manfaat sosial yang kini telah menyebabkan pertanian yang dianggap sebagai kedua-dua sektor sosial dan kewangan dalam perancangan, dengan pengiktirafan yang meningkat alam sekitar dan nilai-nilai budaya. 'Petani Profesional' yang dibuat 19.5% daripada semua petani pada tahun 2004.
Thailand dalam menghasilkan dan mengeksport beras, getah, nanas dalam tin, dan udang harimau hitam. Ia membawa rantau Asia dalam mengeksport [ayam]] eksport daging dan beberapa komoditi lain, dan memberi makan lebih penduduk empat kali sendiri. Thailand juga bertujuan untuk mengembangkan eksport di ternakan.

Amerika Serikat 

   Negara Amerika Serikat memiliki beberapa sebutan, antara lain negara Adikuasa, negara Superpower, dan negara Paman Sam. Setelah Uni Soviet runtuh, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara Adikuasa di dunia. Amerika Serikat memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Pendapatan per kapita penduduk mencapat 47.400 US Dollar. Kegiatan perekonomian Amerika Serikat dapat dijelaskan sebagai berikut.


Faktor-faktor yang memengaruhi kemajuan industri di Amerika Serikat antara lain:
  1. Kekayaan sumber daya alam melimpah
  2. Memiliki modal yang besar
  3. Memiliki potensi pasar nasional dan internasional
  4. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi
  5. Memiliki teknologi yang tinggi
  6. Memiliki organisasi yang sudah teratur
industri di Amerika SerikatJenis - jenis dan lokasi industri penting di Amerika Serikat antara lain:
  1. Industri mobil, mesin-mesin, dan bahan kimia terletak di Detroit, Chicago, Cleveland, dan Buffalo.
  2. Industri pesawat terbang terletak di Los Angeles dan Akron.
  3. Industri tekstil terletak di George dan California.
  4. Industri minyak, kapal, alat listrik, dan kimia terdapat di Texas, New York, Baltimore, dan Philadelpia.
  5. Industri pengolahan hasil pertanian terdapat di St. Luis, Mineapolis, Kansas City, dan memphis.
  6. Industri besi baja terdapat di Pitssburg, Cleveland, Birmingham, dan Duluth.
  7. Industri tembaga terdapat di Anaconda. 
     
    pertanian di Amerika SerikatPertanian Amerika Serikat memiliki lahan pertanian yang luas, sekitar 47% dari luas daratannya. Pertanian di Amerika Serikat menggunakan teknologi modern. Tanaman yang dibudidayakan antara lain jagung, gandum, biji-bijian, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Daerah penghasil gandum disebut Wheat Belt. Daerah penghasil jagung disebut Corn Belt. Daerah penghasil kapas disebut Cotton Belt.

     Perdagangan Kegiatan ekspor dan impor di Amerika Serikat berkembang dengan pesat. Barang-barang yang diekspor antara lain mesin-mesin, kapal laut, kapal terbang, besi baja, mobil, alat elektronik, senjata, makanan kaleng, susu, obat-obatan, jagung, gandum, kapas, dan wol. Barang-barang yang diimpor antara lain kayu, minyak bumi, gas alam, kopi, teh, gula, karet, cokelat, timah putih, dan bauksit.

     

    Ciri-ciri negara berkembang
     1. Memiliki berbagai masalah kependudukan : 
    • Laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi 
    • Persebaran penduduk tidak merata
    • Tingginya angka beban tanggungan
    • Kualitas penduduk relatif rendah sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk  juga rendah.
    • Angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi
    • Rendahnya pendapatan perkapita
    2. Tingkat pendidikan masih rendah  
    3. Tingkat pendapatan masih rendah  
    4. Tingkat kesehatan
    Ciri-ciri negara maju
    1. Sumber daya alam dimanfaatkan secara optimal  
    2. Dapat mengatasi masalah kependudukan  
    3. Tingkat kualitas hidup masyarakat tinggi  
    4. Ekspor yang dilakukan adalah ekspor hasil industri dan jasa  
    5. Tercukupinya penyediaan fasilitas umum  
    6. Kesadaran hukum, kesetaraan gender, dan penghormatan terhadap HAM dijunjung tinggi  
    7. Tingkat pendidikan relatif tinggi  
    8. Tingkat pendapatan penduduk relatif tinggi  
    9. Tingkat kesehatan sudah baik
     

     

1 komentar: